Something everlasting !

kartika talia

source : google

Entah kenapa 2 hari ini aku galau banget, tentu karena suatu hal itu. Bener – bener nangis ke Allah,
Ya Allah ini bener ngga sih ini rezeki buat aku? atau ini sebuah ujian?
Ya Allah bener ngga sih ini datangnya dari Engkau Ya Allah, atau ini datangnya dari setan?
Hatiku bener – bener lemah selemahnya, sampai kemaren dan hari ini entah kenapa seperti mendapat sedikit jawaban dari doa – doaku, semua kalimat Teh Juan nampol banget buat aku sampai aku nangis. Nangis, nangis terus…. Berasa lemah banget aku jadi hamba. Ya namanya juga cuma hamba, pasti lemah banget kalau ga ada Allah.

Well, sadly hari ini adalah hari terakhir mentoring yang mana minggu depan sudah graduation. Aku ngga nyangka aku bisa bertahan sejauh ini, masih banyak banget kurangnya aku itu. Tapi ujianku selanjutnya adalah tetapi istiqomah selesai dari KMC ini, untuk tetap istiqomah bangun malam, tilawah 1 juz lah minimal sehari dan kebiasaan – kebiasaan yang sudah dibangun selama 3 bulan ini.

Well, aku jadi teringat kemaren hari jumat siang dan malam aku seneng banget karena aku berhasil berbagi sesuatu kepada mbah – mbah tua yang kekurangan dengan temanku. Rasanya luar biasaaaa banget, cerita soal berbagi ini relate banget dengan materi mentoring kali ini. Berbagi menjadi Abadi.

Mungkin kita sering mencatat ya kalau ada kajian, tapi gimana sih kalau misalnya suatu hari catatan kita tiba – tiba hilang terus gimana dong dengan ilmu yang sudah kita dapat? Maka, jangan andalkan catatanmu, andalkan di otakmu, nah caranya itu gimana? Dengan mengajarkannya.

Semua ilmu yang ada di dunia ini adalah efek dari berbagi maka dia menjadi abadi. Semua ilmu fiqih , ilmu Quran, Ilmu hadits dll itu ada sampai sekarang ya karena dibagi. Kebayang ngga sih kalau ngga ada orang yang mau berbagi, gimana ceritanya semua ilmu ini? Terus gimana nih kualifikasinya agar kita bisa berbagi itu bagaimana? Ya berbagilah saja dengan ilmu apa yang sudah kita punya, sehingga kita menjadi orang yang rabbani untuk berbagi ,

QS. Al Imran 79 : “Hendaklah kalian menjadi orang yang Rabbani disebabkan kalian terus mengajarkan alkitab dan senantiasa mengajarinya.” Terus gimana sih caranya untuk menjadi orang yang Rabbani?

  1. Alim dan mutsaqaaf
    Seseorang ga cuma tilawah juga tapi juga mengajarkan dan membagikan apa yang dia baca, menjadi tulisan kah, berbagi secara oral kah. Jadi ilmunya ga disimpen sendiri tetapi dia juga membagikannya. Apa yang diperlajari? Apakah hanya ilmu Allah saja? Kata Imam Al Ghozali ,semua ilmu itu adalah ilmu Allah, tidak melulu ilmu kedokteran itu ilmu dunia atau ilmu fiqih itu ilmu akhirat. Kok bisa? Karena tergantung jamannya. Contoh dulu ilmu fiqih itu malah dikomersilkan dan ga ada yang paham ilmu kedokteran padahal banyak orang yang sakit. Maka ilmu kedokteran bisa jaid ilmu akhirat. Malah dulu banyak orang muslim yang pergi ke dokter yang nasrani, yang yahudi karena saking ngga adanya umat muslim yang paham dengan ilmu kedokteran.
  2. Faqih
    Ahli hadits  adalah apoteker, sedangkan ahli fiqih adalah dokter. Ahli hadist itu tidak bisa menscanning atau menelaah kondisi pasiennya. Faqih adalah orang yang bisa, dokternya, Kalau dokter itu adalah orang yang mengetahui kondisi atau wawasan – wawasan pemahaman atau organ – organ lainnya. Ilmunya menyeluruh, dan bisa membaca atau menempatkan semua fatwa dan tergantung bagaimana kondisinya. Kemudian faqih ini tau, ilmunya dan tau siapa yang lebih tau mana yang harus dapet ilmunya. Faqih ini levelnya selangkah daitas alim.
  3. Al Bashiroh bisiyasah
    Kemampuan berpolitik yang baik, justru untuk mendapat kesejahteraan, menata publik, membuat orang yang bisa takjub karena semuanya tertata dengan baik.
  4. Al Bashirah bit tatbir
    Menempatkan orang pada tempatnya. Contoh saat perang, Nabi tidak pernah menempatkan Umar bin Khattab menjadi panglima perang, padahal Umar adalah orang yang sangat keren. Maka Nabi menunjuk Khalid bin Walid yang selalu menjadi panglima perang dengan kepiawaiannya dalam berperang dan meneyelamatkan pasukannya.
  5. Al qiyam bis suunir ra’iyah li mashlahatid dunyaa wad diin
    Kita harus punya karakteristik yang punya peran untuk terjun langsung dalam menegakkan kepentingan masyarakat dan yang bisa membukakan peluang – peluang kebaikan.Yang mana dengan kehadirannya kita, semua menjadi lebih indah dan nyaman untuk hal beribadah.

Tambahan kata – kata tampolan dari Teh Juan:

  • Mikirin aja gimana caranya lebih keren, lebih baik dihadapan Allah, biar pantas ke Allah.
  • Jangan fokus sama lelahnya, jangan fokus sama sakitnya.
  • Kalau mau tidur coba berdoa. Plis Ya Allah mau segimanapun tidurnya, untuk bangunin tahajud. Kalau bukan karena bantuan Allah, kita ga akan bisa. Tetap mindfullness dalam beribadah.
  • Tetaplah maksimal dengan apa yang kita kerjakan, karena kita bakal keluar dari lubang – lubang hitam yang kita buat sendiri

Also Read

Bagikan:

Tags

Leave a Comment