Sejak selesai mentoring tadi aku sedikit merenung dengan apa – apa saja yang telah aku lakukan selama ini. Vibes yang berbeda dengan vibes yang dulu, vibes bekerja dari pagi hingga malam. Tema mentoring hari ini pula tentang prioritas dalam produktivitas membuat aku sadar bahwa dengan kegiatanku yang sekarang dengan kegiatanku yang dulu yaitu kuliah, berorganisasi, menjadi santri, kerja part time, magang menjadi volunteer dll sungguh bertolak belakang dengan apa yang aku jalani saat ini. Terkadang aku sungguh sangat merasa bosan, mungkin aku butuh sesuatu yang lain atau sesuatu yang baru? Ternyata eh ternyata, dalam menjalani sebuah kegiatan atau dalam beramal pun ada prioritasnya, aku pun kembali berpikir kegiatan – kegiatanku yang dulu kukira adalah hal – hal produktivitas dan dengan kegiatanku sekarang apakah itu semua sudah prioritas ya?
Dalam mentoring tadi, Teh Juan menjelaskan beberapa hal tentang prioritas dalam berporduktivitas.
Ada 6 prioritas sub bab prioritas dalam beramal, beramal pun ada prioritasnya :
- Prioritas amal yang kontinyu atas amal yang terputus.
Kenapa ini penting? Karena dalam memilih kesibukan dan amal yang akan kita lakukan itu ada prioritasnya. Terlebih di jaman ini, Allah itu adil banget udah mengatur semuanya jadi kita ga perlu berdebat. Karena semuanya udah ada. Dalam hadits bukhari dan muslim:
“Amalan yang paling dicintai oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah yang dikerjakan secara terus-menerus oleh pelakunya.” (HR. Bukhari no. 6462 dan Muslim no. 741)
Ada juga sebuah hadits yang menceritakan bahwa Rosulullah sedang melihat Aisyah RA bersama Fulanah, kemudian Asiyah berkata kepada Rosulullah ” Ya Rosulullah ia adalah orang yang banyak sholatnya”. Allah itu tidak pernah bosan dengan amalan kita, malah kita yang terkadang bosan dengan amalan kita. Lebih baik amalan yang sedikit tetapi kontinyu daripada berat tapi putus. Contohnya seperti khatam 30 juz dalam seminggu tapi setelah itu tidak baca Quran lagi.
“Sesungguhnya sesuatu yang sedikit dan terus berlangsung itu lebih baik daripada yang banyak tapi terputus“
Nabi pun pernah berkata, saya lupa ini hadits atau bukan “Jangan terlalu berlebihan dalam beramal dan jangan terlalu mengekang dirinya karena bisa jadi muak, bisa jadi dia berhenti atau tidak melanjutkannya amalannya tersebut” Seperti contohnya adalah berhijrah instan, Pernah ga sih melihat orang yang cepat berubah banget, tapi cepat berubah ke seperti dulu lagi? Ndak papa pelan – pelan dalam berubah, Allah melihat proses kita. yang penting kita terus berproses dan terus bertumbuh.
2. Amalan yang luas manfaatnya atas perbuatan yang kurang bermanfaat
Pernah melihat ngga ada orang yang berhaji berkali – kali, padahal kan hukum wajib haji jika sudah berhaji sekali saja. Sebetulnya juga tidak papa kalau mau berhaji, tetapi ditinggalkan juga tidak papa karena ada yang lebih prioritas diatas itu semua yaitu melakukan yang kebermanfaatannya bukan hanya untuk diri sendiri tetapi untuk orang banyak juga. Seperti contohnya adalah membangun panti asuhan, membantu Palestina, memberi makan orang miskin dll. Manfaat yang dirasakan oleh orang lain itu lebih baik daripada untuk kita sendiri, yang berguna untuk orang lain daripada beribadah tetapi untuk diri sendiri.
Kenapa kita harus belajar ?
Jika kita mempunyai kelebihan ilmu itu berarti derajat kita tinggi apalagi kalau kita mau membagikan ilmu tersebut kepada orang lain seperti Sabda Rasulullah SAW:
Rasulullah ﷺ bersabda: “Sesungguhnya Allah, para malaikat-Nya, penduduk langit dan bumi, sampai pun semut di sarangnya dan ikan di lautan turut mendoakan kebaikan untuk orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia.” [Hadis Abu Umamah Al Bahili Riwayat Tirmidzi dishahihkan oleh Al Albani]
Pernah kebayang ngga sih ada berapa jumlah semut di dunia ini? dan ada berapa jumlah ikan di dunia ini? Ga bisa ngebayangin kalau mereka semua mendoakan kita saat kita membagikan ilmu kita , Allah , Malaikat – malaikat Allah, penduduk langit dan bumi juga melakukan hal yang sama :’) Apa gamau kita mencoba membagikan ilmu yang sudah kita miliki?
Kalau mungkin doa – doa kita belum diijabah oleh Allah, mungkin kita memang harus memanfaatkan ilmu kita kepada orang lain agar doa kita diijabah. Dari beberapa cerita dari kisah jaman dahulu dan beberapa hadits melakukan amal yang bisa bermanfaat untuk orang lain, seperti ”Menjadi pemimpin yang adil itu lebih utama daripada ibadah 10 tahun” karena bisa jadi satu keputusan yang dibuat oleh pemimpin yang adil bisa mengubah nasib orang yang kelaparan, tersiksa, orang yang tidak merdeka. Itulah kenapa para ulama salaf berkata, kalau kami punya doa yang lekas kami doakan maka kami akan mendoakan yang pemimpin atau penguasa yang adil” sebagaimana Abdurrahman ,Umar bin Khattab dan yang lainnya. Pemimpin yang adil itu seperti bom yang meledakan kebaikan, manfaatnya sangat luar biasa.
3. Prioritas atas amal perbuatan yang lama manfaatnya dan lebih langgeng kesannya
Menekankan apa manfaat dan paling lama kesannya, yaitu amal jariyah. Ada kenangan yang terbentuk dari amalan kita yang telah kita lakukan. Kalau misalnya memberi makanan saja, membagi sembako atau dll, setelah makanan dan sembako itu habis itu sudah terputus. Kalau di jaman dahulu ada sedekah yang lama misalnya memberikan domba yang sedang mengandung, orang bisa memanfaatkan susu dombanya, selama bertahun – tahun , dan orang tersebut juga mendapat anak domba yang terkadnung pada ibu domba.
Peribahasa china mengatakan “Memberi jala kepada orang miskin lebih bagus daripada memberi ikannya langsung” Karena jala tersebut bisa digunakan kembali untuk mencari ikan.
4. Prioritas beramal dalam zaman fitnah
Saat ini kita berada di zaman yang penuh fitnah, kemudian apa saja sih yang bis akita lakukukan?
“Orang mukimin yang kuat lebih baik dan lebih yangdicintai Allah daripada yang lemah, kuat secara fisik, ilmu, leadership “
Hadits lainnya adalah jihad yang paling utama adalah mengatakan kebenaran didepan penguasa yang dzalim. Walaupun mengatakan hal itu seperti menggenggam bara api di tangan para orang – orang yang siap mati untuk bernahi munkar.
5. Prioritas amalan hati atas amalan anggota badan
Amalan hati itu lebih utama daripada amalan anggota badan. Karena sesungguhnya amalan lahiriah itu tidak akan diterima oleh Allah selama ini tidak diterima lahriah batin, niat untuk Allah, terlepas cinta diri dan dunia. Pastikan niat yang kita ucapkan itu murni karena Allah dan tetap murni sampai akhir. Hati itu adalah hakikat manusia. Hati merupakan rajanya, maka jika hatinya buruk maka semuanya jadi buruk dan kalau hati baik, semuanya baik.
Rasulullah SAW pernah ditanya, bahwa taqwa itu ada disini, ada dihati sampai mengatakan 3 kali untuk menekankan bahwa semua kebaikan itu bermula dari hati, kebajikan, semua itu lahir dair hati.
Dalam hadits riwayat Nabi SAW mengatakan, ada 3 hal yang siapapun dalam dirinya maka akan merasakan manisnya iman, yaitu ketika Allah dan Rosul-Nya lebih ia cintai dari pada mencintai yang lain, mencintai seseorang karena Allah bukan berdasarkan fisiknya atau hartanya, dan ketika dia benci karena kekafiran sebagaiman ia benci untuk dilemparkan kedalam api neraka. Sudahkah kita merasakan manisnya iman tersebut?6.
6. Perbedaan tingkat keutamaan dan sesuai dengan tingkat waktu, tempat dan keadaaan.
– Amalan duniawi, profesi yang diutamakan.
Ketika iman sudah mengontrol dalam dirinya maka tidak cuma dalam berdasarkan nafsu tapi karena kewajiban dll. Sebagiamana hadits “Muslim itu bagaimana anak panah siap untuk dibusurkan saat dibutuhkan.”
Kita tidak boleh menjudge profesi orang – orang, kami tidak melebihkan satu profesi dengan profesi lainnya. Bisa jadi menjalani sebuah profesi tergantung dengan sesuatu atau tergantung dengan kebutuhan umat, bisa jadi yang menjadi prioritas itu menjadi insyinyur pertanian. Dan berubah – rubah sesuai tuntunan umat.
Kalau sekarang ini apa? yaitu teknolgi yang canggih , dengan teknologi yang canggih dapat lahirnya kebermanfaatan yang lebih luas, seperti contohnya lahirnya ruangguru, halodoc, dll.